Minggu, 28 Agustus 2011

Teknologi Sederhana Ubah Sampah Jadi Bermanfaat


PDF
Cetak

Sampah tidak selamanya jadi masalah. Sebab jika ditangani dengan baik, limbah buangan ini bisa bermanfaat. Bahkan, dengan teknologi yang sederhana sekalipun, sampah bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan tambahan. Setidaknya pesan itulah yang disampaikan oleh para pembicara dalam seminar bertema Memasyarakatkan Teknologi Daur Ulang SampahSkala Rumah Tangga yang diselenggarakan Dharma Wanita di Kementerian Negara Riset dan Teknologi (Ristek) dan tujuh lembaga pemerintah non departemen (LPND) di bawahnya di Jakarta, Kamis (01/9). Hadir sebagai pembicara dalam seminar itu adalah Direktur Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan (P3TL) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Tusy A Adibroto, pakar pengolahan limbah sampah Harini Bambang Wahono dan aktivis Gerakan Peduli Lingkungan (GPL) Pekayon, Bekasi, Lala Ghazali. Dalam sambutannya, istri Menteri Negara Riset dan Teknologi (Ristek) Sri Kusmayanto Kadiman mengatakan, saat ini penanganan sampah tidak bisa diserahkan sepenuhnya pada pemerintah dan kemampuan teknologi. Karena itu masyarakat harus membangun budaya mendaur ulang sendiri sampah-sampahnya yang ada di rumah tangga. Melalui upaya ini, beban pengolahan sampah, mulai dari tempat penampungan sementara hingga penampungan akhir bisa dikurangi. "Apalagi, pengolahan sampah juga dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi sederhana, tapi tetap berdampak positif, baik bagi kesehatan maupun untuk meningkatkan ekonomi keluarga," ucap dia. Sementara itu Harini mengutarakan, mengolah sampah butuh tiga prinsip utama, yaitu mengurangi (reduce), memakai kembali (reuse) dan mendaur ulang (recycle). Mengurangi, artinya masyarakat (terutama ibu-ibu) harus mulai membiasakan diri untuk mengurangi pemakaian kantong plastik saat berbelanja di pasar atau tempat lain. Memakai kembali adalah tidak membuang kantong plastik atau botol-botol air mineral dan lainnya yang termasuk sampah anorganik (tidak mudah terurai), tapi memanfaatkannya kembali. "Karena dari sampah yang terdapat di perkotaan, hampir 30%nya adalah sampah anorganik. Sehingga jika ibu-ibu dengan penuh kesadaran untuk tetap menggunakan kembali kantong-kantong plastik atau botol-botol itu, saya yakin limbah sampai akan terkurangi," imbuh dia. Ini artinya, mengurangi jumlah limbah anorganik tidak membutuhkan teknologi apapun. Cukup dengan kesadaran untuk selalu membawa kantong plastik yang dimilikinya saat berbelanja ke pasar atau tempat lain. Sementara itu botol-botol air mineral atau lainnya, dapat dimanfaatkan menjadi pot bunga atau tanaman lain. Sementara itu salah satu cara mengolah kembali adalah memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk kompos, sedang yang non-organik dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi aneka kerajinan tangan. Untuk membuat kompos dari sayur atau makanan lain tidak membutuhkan teknologi tinggi. Pasalnya, sampah cukup dipendam di tanah dan dilapisi pupuk kandang. Dalam waktu 1,5 bulan kompos sudah jadi. Bahkan untuk mengolah sampah berupa rumput atau daun-daunan menjadi kompos cukup dilakukan dengan memasukannya dalam karung. Selanjutnya karung ditutup rapat dan perciki dengan air. Untuk menjaga kelembabannya perlu diberi beberapa lubang pada bagian dasar karung. Sampah Adalah Sumber Daya Sementara itu, Tusy Adibroto mengatakan, dalam rangka memanfaatkan sampah sebagai sumber daya, masyarakat harus lebih dulu bersikap perduli terhadap sampah di rumah masing-masing. Perduli dalam pengertian Tusy adalah berupaya untuk mengurangi, memakai ulang dan mendaur ulang sampah. Untuk mengurangi sampah, menurut dia, sebelum belanja, ibu-ibu harus mulai berpikir apakah produk yang akan dibeli benar-benar dibutuhkan, mencari produk yang material pembungkusnya sederhana dan membeli yang wadahnya bisa diisi ulang. Ibu-ibu juga harus menghindari pembelian barang yang sifatnya sekali pakai dan usahakan untuk selalu membawa tas belanja sendiri. Lebih lanjut dia mengatakan, pada dasarnya manfaat pengolahan sampah di rumah dapat dilihat dari berbagai aspek. Secara umum, pengolahan sampah tersebut dapat mereduksi jumlah sampah, mengurangi biaya transportasi, memperpanjang umur tempat pembuangan akhir (TPA), mencegah pencemaran leachate dan mencegah produksi gas rumah kaca. Secara ekonomis, manfaat pengolahan sampah dapat memberikan penghasilan tambahan dari penjualan produk daur ulang dan kompos. Dan yang tak kalah pentingnya adalah mampu membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat, terutama jika skala pengolahan sampah tersebut sudah lebih besar. Atau minimal, dengan kompos buatan sendiri, kita dapat merasakan dan menikmati lingkungan yang hijau dan asri, baik di rumah maupun di lingkungan sekitar tempat tinggal.

Teknologi Ethanol, Teknologi Sederhana

Ciu Boled

Aku punya kebiasaan selalu pingin membaca. Aku jarang diam saja tanpa membaca. Apa saja aku baca, kalau tidak ada buku ya… koran bekas, koran bungkus gorengan, majalah lama. Kalau naik bis kadang-kadang aku baca plang-plang, baliho, spanduk, atau reklame di sepanjang jalan. Termasuk ketika aku mampir ke rumahku di Magelang. Aku iseng-iseng membaca koran-koran bekas. Tanpa sengaja aku menemukan sebuah artikel menarik di Harian Suara Merdeka, Kamis 28 Februari 2008 dan Jum’at, 29 Februari 2008. Sudah hampir sebulan yang lalu. Judul artikel tersebut adalah Menyibak Tabir Ciu Boled (1) Satu Grumbul Hasilkan 75 Ribu Liter per Bulan.

Aku sedang asik mempelajari bioethanol jadi artikel ini jadi sangat menarik bagiku. Menurut artikel itu di sebuah kampung, di kecamatan Wangon Banyumas, ada pegranjin ciu sejak jaman belanda dulu. Mereka memproduksi Ciu secara sembunyi-sembunyi, karena Ciu termasuk minuman keras yang dilarang pemerintah. Tapi karena mereka sudah turun temurun membuat ciu, tradisi ini tetap dilakukan hingga saat ini. Bahan baku untuk membuat ciu adalah nira kelapa mudah diperoleh di sekitar desa itu. Kurang lebih ada sekitar 100 orang yang membuat ciu. Kapasitas produksinya pun cukup besar yaitu sekitar 75 ribu liter per bulan. Kadar alkoholnya juga cukup tinggi, yaitu sekitar 40%. Sama dengan kadar alkohon pada Vodca.
Mereka memproduksi ciu dengan perlengkapan sangat sederhana. Teknologinya sederhana. Alat distilasinya terbut dari panci-panci biasa dengan tabung bambu. Mereka menggunakan kayu sebagai bahan bakar untuk distilasi. Tapi hasilnya lumayan juga, karena bisa mencapai 40%. Aku memperkirakan, mungkin kadar ethanol dalam cairan fermentasinya mencapai 10% atau kurang dari itu. Kalau benar mereka mereka mengolah kurang lebih 300 ribu liter nira per bulan. Jadi kalau ada 100 orang berarti rata-rata 1000 liter/orang/ bulan. Menurut artikel itu mereka tidak rutin setiap hari membuat ciu, kadang-kadang saja. Jadi andaikan dalam sebulan mereka bekerja 20 hari, jadi rata-rata mereka mengolah 50 liter nira dalam setiap prosesnya.
Memang membuat ciu bukan teknologi yang baru. Kata orang, Ciu ini sudah masuk ke Indonesia ketika para pedangan cina mampir ke wilayah nusantara. Mungkin ketika jaman majapahit dulu. Ketika itu para pedagang cina mengajarkan cara-cara membuat ciu kepada orang pribumi. Namanya saja ciu yang sudah bisa diduga berasal dari bahasa cina. Waktu aku pergi ke NTT aku lihat banyak juga mereka minum arak putih, kalau tidak salah namanya Saguer. Di daerah sumatra juga ada minuman yang mirip. Waktu itu aku pergi ke wilayah sekitar danau toba: balige, sigorong-gorong, muara, taruntung, dolok sangul, dll. Aku lihat orang batak kalau sore hari minum ciu tradisional di warung-warung.

Membuat Bioethanol dari Ciu

Artikel di Suara Merdeka ini memberi aku inspirasi. Sebenarnya ethanol sama saja, apakah dibuat dari nira, gula, molases, pati, ketela, atau bahan lignoselulosa. Bedanya hanya di kadarnya saja. Ethanol untuk fuel harus bebas air, kadarnya mendekati 100% (99.5%). Jika dihitung-hitung ciu sebanyak 75 ribu liter/bulan (kadar ethanol 40%) bisa menghasilkan ethanol sebanyak 30 ribu liter/bulan. Kalau harga ethanolnya Rp. 5.500, maka nilainya kurang lebih Rp. 165 juta. Jadi rata-rata bia memberikan pendapatan sebesar 1,64 juta per bulan untuk setiap pengrajin ciu. Jumlah yang cukup lumayan.
Seharusnya pemerintah daerah setempat cepat tanggap. Pengrajin ciu ini dikumpulkan dan dibina. Misalnya dengan membuat semacam koperasi. Mereka diberi modal dan diberi pelatihan untuk membuat ethanol. Teknologi untuk membuat ethanol sangat sederhana dan bisa diperoleh dengan mudah. Mereka bisa juga dibantu untuk pemasarannya.
Setelah menjadi ethanol pasarannya sangat luas. Ethanol dengan kadar 70%, biasa dipakai di rumah sakit atau laboratorium sebagai disinfektan. Kadar 99.5% bisa digunakan sebagai bahan campuran bensin. Industri-industri pun banyak yang menggunakan ethanol sebagai pelarut atau salah satu bahan bakunya.
Ada banyak keuntungan yang bisa diperolah di sini. Pertama, meningkatkan pendapat masyarakat pengrajin ciu. Kedua, mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar dari fosil.
Memang untuk mewujudkan cita-cita ini tidak mudah. Diperlukan kemauan yang kuat dari dinas dan instansi terkait. Kesungguhan dari pembina-pembinanya dan tentunya juga dukungan dari masayarakat.

 Inovasi Teknologi Sederhana (LITS) 2011

DEADLINE MUNDUR
“Kami selaku panitia Lomba Inovasi Teknologi Sederhana 2011 dengan ini
memberitahukan bahwa DEADLINE LOMBA INOVASI TEKNOLOGI SEDERHANA (LITS)
2011 DIPERPANJANG s/d TANGGAL 18 MEI 2011. Terima kasih! ”
ayo ayo… masih ada waktu untuk ikutan…. >.<
On Apr 18, 5:36 pm, Shofi <nur.karimah…@gmail.com> wrote:
> Lomba Inovasi Teknologi Sederhana (LITS) 2011 yang telah direvisi
> tanggal 6 April 2011.
>
> A.      KETENTUAN :
> •     Peserta lomba adalah mahasiswa D3 atau S1 Perguruan Tinggi yang
> masih aktif.
> •     Biaya pendaftaran Rp 75.000 (tiap proposal). Ditransfer ke rekening
> Bank Mandiri, No.Rek 1440010112784 a.n Lathifatul Rosyidah
> •     Peserta terdiri dari perorangan atau kelompok (maksimal 3 orang)
> • Karya merupakan karya sendiri/orisinil dari mahasiswa yang
> bersangkutan (disertai pernyataan tertulis dalam surat pernyataan yang
> ada dalam lampiran panduan ini)
> • Setiap tim harus membuat dan mengirimkan proposal hasil inovasi
> teknologi sesuai dengan karyanya sendiri. Format penulisan proposal
> dapat dilihat di lampiran.
> •     Setiap tim wajib:
> – Mengisi formulir pendaftaran secara online di website resmi Ristek
> Universitas Brawijayahttp://ristek.ub.ac.id/dengan menyertakan file
> proposal format PDF (upload file).
> – Mengumpulkan tiga berkas proposal dengan sampul kertas buffalo warna
> biru muda dan plastik mika warna biru ke alamat : Ristek EM Gedung LKM
> UB Lt.2 Jalan Veteran 06C Kota Malang, Jawa Timur Kode Pos 65415
> • Pengumpulan karya harus menyertakan formulir pendaftaran dan
> fotokopi identitas diri sebagai mahasiswa (KTP/KTM) yang masih
> berlaku, serta 2 lembar pas foto peserta ukuran 4×6.
> •     Bidang Lomba Inovasi Teknologi Sederhana bisa meliputi :
>      Peralatan Teknologi Sederhana Tepat Gunaü
> Membuat peralatan teknologi sederhana atau pemanfaatan barang bekas
> menjadi teknologi tepat guna.
>      Elektronikaü
> Memperkenalkan energi listrik dan semua peralatan berbasis listrik
> yang bermanfaat bagi manusia serta melakukan percobaan sains untuk
> menghasilkan energi listrik.
>      Software/Perangkat Lunakü
> Pembuatan program berbasis pendidikan yang bisa di terapkan dalam
> membantu permasalahan masyarakat.
>      Teknologi berbasis lingkunganü
> Alat yang bisa mengatasi permasalahan lingkungan.
> Contoh : Teknologi Penyediaan Air bersih, Teknologi Pemanfaatan
> limbah, Teknologi Penghemat listrik.
> •     Berkas proposal peserta kemudian akan diseleksi pada tahap penjurian
> awal untuk menentukan 10 finalis.
> • 10 finalis yang telah lolos tahap seleksi awal diharuskan
> merealisasikan karya ( berupa alat atau produk progam ) mereka untuk
> dipresentasikan dihadapan dewan juri.
> •     Pengurangan penilaian dan diskualifikasi akan dilakukan apabila
> terjadi pelanggaran dan kecurangan selama mengikuti lomba ini.
> •     Pemenang akan diumumkan pada puncak acara seminar teknologi (5 Juni
> 2011), dan bagi yang juara akan diberikan hadiah.
>
> B.      KRITERIA PENILAIAN LOMBA
> 1.      Kesesuaian dengan tema
> 2.      Sistematika penulisan proposal
> 3.      Orisinalitas ide
> 4.      Nilai guna dan ramah lingkungan
> 5.      Cara dan Hasil Pengoperasian
> 6.      Performa presentasi karya
> 7.      Inovasi dan Kreativitas
> 8.      Desain dan Estetika
> 9.      Nilai ekonomis
>
> C.      PELAKSANAAN LOMBA
> 1.      Dari seluruh peserta akan diseleksi 10 finalis pada Penjurian Tahap
> I.
> 2. Pemanggilan 10 finalis akan dilakukan melalui surat resmi lewat e-
> mail dan akan dimuat dalam website Ristek Universitas Brawijaya.
> 3. Peserta yang dinyatakan lolos sebagai finalis wajib hadir pada
> waktu yang telah ditentukan panitia untuk mengikuti Penjurian Tahap II
> ( Presentasi Makalah dan Demo Produk ).
> 4.      Penjurian Tahap II akan dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 2011.
> 5.      Panitia menanggung biaya penginapan 3 orang peserta dari setiap
> kelompok finalis sesuai ketentuan yang telah ditetapkan panitia.
>
> D.      SELEKSI
> 1. Seleksi Awal
> o Batas Penerimaan Proposal di sekretariat gedung LKM UB lt.2 : 15 Mei
> 2011 (cap pos).
> o Tahap Seleksi Proposal : 20 Mei 2011 – 24 Mei 2011
> o Pengumuman 10 Proposal terbaik : 25 Mei 2011
> 2. Seleksi Lanjutan
> Seleksi lanjutan dilaksanakan di Gedung Widyaloka Lt. 2, Universitas
> Brawijaya, malang
> o Batas akhir penerimaan prototipe alat : 3 Juni 2011
> o Peragaan prototipe alat di depan Juri dan pengumuman pemenang : 4
> Juni 2011
>
> E.      HADIAH LOMBA
> Pemenang akan mendapat uang tunai masing-masing sebesar :
> Juara I : Laptop + Rp 1.000.000,00 + Tropi
> Juara II : Rp 2.500.000,00 + Tropi
> Juara III : Rp 1.500.000,00 + Tropi
> Finalis : Souvenir
>
> F.      FORMAT PROPOSAL
> a.      Judul
> b.      Identitas pengusul proposal (nama, nomor HP, alamat lengkap,
> instansi)
> c.      Latar belakang proposal yang dikembangkan
> d.      Manfaat
> e.      Spesifikasi (ukuran, bahan dan biaya pembuatan)
> f.      Cara kerja
> g.      Kelebihan dan kelemahan
> h.      Lampiran (berupa gambar/foto/compact disc (CD) dan informasi lain
> yang dirasa perlu).
>
> Link :
> 1. Panduan Lomba Inovasi Teknologi Sederhana 2011_rev 6 April 11
> 2. Pendaftaran Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar